14 April 2024

Orda IKSADI kembali adakan kegiatan tahunan dalam rangka Haul Masyayikh PP ASWAJ Ambunten Sumenep

IKSADI_ Ikatan Santri dan Alumni Ahlussunnah Waljamaah Sapudi (IKSADI) kembali mengadakan kegiatan pengajian umum dalam rangka haul masyayikh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep. Kegiatan ini berlangsung pada hari Sabtu 13 April 2024 M/05 Syawal 1445 H yang bertempat di Masjid Nurul Faidh Desa Tanah Merah Kecamatan Nonggunong Sapudi.

Hadir ditengah-tengah ratusan masyarakat Sapudi segenap keluarga besar Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep yaitu KH. Muh Unais Ali Hisyam, Nyai Hj. Shofiyah Zubaidi dan Ning Khodijatal Fayha.

Pada pukul 19.30 WIB acara dimulai yang di buka oleh Majlis Sholawat Al-Bayjuri (Tamba agung) dan dilanjutkan oleh saudara Ainur Rovik dan Awwibi Fatir sebagai Master Of Ceremony, kemudian K.Tajud sebagai pembuka acara, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an Saudara Syaiful Bahri, dilanjutkan Haul Masyayikh PP ASWAJ yaitu pembacaan tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh Habib Alwi (Sapudi), acara yang selanjutnya sambutan oleh ketua panitia saudara Ahmad Mujtabah, Sholawat Nabi oleh Majlis Sholawat Al-Bayjuri.

Tak terlepas dari agenda acara tersebut Orda IKSADI juga mengadakan santunan kepada anak yatim, dan tak lupa kepala desa juga masyarakat yang hadir yang berkenan ikut serta berperan untuk memberikan santunan tsb. Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian hadiyah lomba yang diselenggarakan oleh Orda IKSADI yaitu antara lain lomba tartilul qur’an (umum), lomba surah-surah pendek (khusus lokal) serta pemberian cendera mata kepada kepala desa dan pemberian tanda terima kasih kepada ketua panitia lokal, ketua takmir masjid, dan ketua JALSAH Sapudi.

Memasuki inti acara yaitu Mau’idzoh Hasanah yang disampaikan langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep yaitu KH. Muh Unais Ali Hisyam, berikut ini penulis mencatat beberapa penjelasan yang beliau dawuhkan antara lain :

من علا مات الاعتماد على العمل نقصان الرجاء عند وجود الزلل

“Sebagian dari tanda bersandar kepada amal ialah kurangnya harapan ketika adanya kesalahan”

قال سيد الحسن رضي الله عنه : الحسد ياءكل الحسنات كما تاءكل النار الحطب. او كما قال

“Hasad (Iri dengki) memakan amal-amal baik seperti melahapnya api terhadap kayu rotan”

معصية تورث ذلا واستصغارا خير من طاعة تورث عزا واستكبارا. او كما قال

“Maksiat yang menjadikan diri paling hina dan tidak punya apa-apa lebih baik dari pada ketaatan yang menjadikan diri merasa paling baik dan sombong”

العجب النظر الى غيره بنظرة الاءستحقار. اوو كما قال

“Ujub ialah memandang orang lain dengan pandangan hina”

اهل اليل في ليلهم الذ لذة من اهل اللعب في لعبهم

“Seseorang yang telah mengahlikan bangun malam, lebih sedap dari pada ahli senda gurau dalam gurauannya”

رغم انف رجل دخل عليه رمضان ثم يخرج فلم يغفرعنه. اوكما قال

“Rugi seseorang yang mendapati ramadhan kemudian keluar dari bulan ramadhan dia tidak mendapatkan ampunan Allah Swt”

Beliau juga menceritakan tentang kisah tukang roti dan Imam Ahmad bin Hanbal yang bisa ditarik kesimpulannya bahwa “Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah Swt sudah ikut serta di dalamnya”.

Acara tersebut diakhiri dengan pembacaan do’a yang di bacakan oleh KH. Muh Unais Ali Hisyam.


FOTO DOKUMENTASI













Pewarta : Kholisatul Jannah


0 Komentar:

Posting Komentar