Oleh : Sarirotul Kutsiyah*
Malam sudah petang kulihat seseorang
yang masih menangis di kamar temanku, ku dekati orang itu dan ternyata Leni
teman dekatku. Dia adalah teman sekosanku, ku hampiri Leni dan bertanya apa
yang sedang terjadi pada dirinya.
“Leni
ada apa?, kenapa kamu menangis?”. Tanya Vera teman dekatnya
“Gak
apa-apa kok aku baik-baik saja”. Jawab Leni sambil menangis dan menundukkan
kepala
“Cepat
cerita apa yang sedang terjadi, ada apa dengan dirimu?”.tanya Vera sambil
mengusap air mata yang keluar dari mata Leni
”Mamaku
meninggal diluar negeri, setelah mama bekerja buat aku disana, dan semenjak mama
meninggal ayah berubah ayah tidak pernah ngasih kabar lagi dan tidak peduli lagi
sama aku”. Sahut Leni sambil menundukkan kepala dan meneteskan air mata.
“Ya……
sudah sabar jangan menangis lagi kan ada aku disini, kalau ada apa-apa bilang
saja aku selalu ada buat kamu kok”. Sahut Vera sambil tersenyum
“Makasih ya Vera kamu memang teman terbaikku”. sahut Leni dan membalas senyuman
dari Vera.
***
Beberapa minggu kemudian, Leni sudah
tidak seperti biasanya Leni berubah Leni tidak pernah tersenyum maupun bahagia
sedikitpun dan Leni sering menyendiri dikamarnya, entah ada apa dengannya.
Matahari pagi pun bersinar, Vera sudah
menyiapkan makanan buat sarapan pagi bersama Leni, tapi Vera tidak pernah
melihat Leni dari tadi.
“Leni………
Leni….”. teriakan Vera memanggil Leni untuk sarapan pagi. Ternyata Leni tidak
menjawab, ketika aku samperin ke kamarnya dan ternya dia sedang tidur.
“Ya
Allah Leni kok masih tidur? ayo bangun kita sarapan pagi”. Setelah ku bangunin
berkali kali ternyata Leni tetap tidak bergerak, kudekati dia setelah ku lihat
detak jantungnya “ Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Leni”. Teariakku ternyata Leni sudah tidak benyawa, Leni meninggal dunia.
“Leni
bangun… aku sudah tidak punya siapa-siapa disini, jangan tinggalin aku Leni”. Ucap Vera sambil menangis.
Kemudian waktu terus berjalan, proses pemakaman Leni oleh warga setempat tapi Vera tidak ikut ke pemakaman Leni karana tak sanggup
melihat teman dekatnya sudah pergi ,Vera hanya menangis dikamar Leni sambil
memegang foto Leni. Beberapa saat Vera melihat sesuatu dibawah buku dan
tenyata ada kertas putih yang terlipat kemudian mulai ku buka kertas itu kata demi kata kuterhanyut dalam bayangan Leni
From : Leni
To : Ayah
Ayah maafkan Leni yang selama ini memang
sengaja menyembunyikan penyakit ini pada ayah karna leni tidak mau ayah
kepikiran tentang penyakit leni dan kata dokter penyakit tumor ini tidak bisa
disembuhkan kok. Leni tidak ingin merepotkan ayah dan bikin ayah kepikiran sama Leni, Leni hanya ingin kasih sayang dan perhatian lebih dari ayah tapi ayah
sekarang sudah berubah semenjak mama meninggal, ayah tidak pernah peduli lagi
sama Leni dan sudah tidak sayang lagi sama Leni.
Maafkan Leni ayah ……meskipun ayah tidak
peduli, Leni tetap sayang ayah
SALAM LENI
Setelah Vera sudah membaca kertas putih
itu, Vera cepat-cepat meberitahu tentang apa yang sudah terjadi pada Leni dan
mengirim foto surat yang Leni tulis pada ayahnya. seiring berjalannya waktu
setelah sayah Leni tahu apa yang sebenarnya terjadi dan sudah membaca surat yang Vera
kirim kepada ayah Leni. Ayah leni menangis dan menyesal akan apa yang telah ia perbuat.
“Maafkan ayah ya nak, ayah sudah gagal
menjadi sosok ayah yang bertanggung jawab, ayah tidak bisa membahagiakan dirimu
dan maafkan ayah yang selalu menyakiti dirimu nak ayah sadar bahwa ayah
mempunyai putri cantik dan kuat seperti dirimu. MAAFKAN AYAH YA NAK !!!!!!!!”.
0 Komentar:
Posting Komentar