Asrama PP. Aswaj Putra

Asrama PP. Aswaj Putri

Kaligrafi 1

Kaligrafi 2

Kaligrafi 3

Kaligrafi 4

21 September 2023

Liburan Santri PP.Aswaj di Bulan Maulid 2023

 Ambunten_Tradisi pulang kampung halaman pada bulan maulid Nabi Muhammad Saw menjadi salah satu ciri khas pesantren setiap tahunnya dan pastinya momen ini menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para santri.

Pada hari Kamis lalu, 21 September 2023 Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep melepas santriwan dan santriwati pulangkan ke kampung halamannya dan wajib kembali pada Jum’at, 29 September 2023.

Waktu penjemputan santriwati pada pukul 13.00 WIB, sedangkan santriwan pada pukul 15.00 WIB dan sebelum waktu penjemputan para santri berbaris rapi untuk sowan kepada pengasuh.

“Sebelum penjemputan untuk pulang, para santri berbaris dan sowan kepada pengasuh terlebih dahulu, begitupun jika sudah kembali ke pesantren dan para santri harus menyetorkan kembali surat ijin pulangnya”. Ujar Ustad Ali Ramdlan selaku Pelayanan Surat Ijin Pondok Pesantren Ahlussunnah Waljamaah Ambunten Sumenep.

Ustad Ali Ramdlan juga menegaskan, santri kembali ke pesantren sesuai dengan waktu yang ditentukan dari Pesantren.

“Santri harus kembali ke Pesantren tepat waktu dan jika kembali terlambat tanpa keterangan maka akan dikenakan sanksi berupa semen 1 Sak”

FOTO DOCUMENTASI






Pewarta : Mar'atus Sholihah & Kholisatul Jannah

18 September 2023

“Habibullah Muhammad Al-Musthafa"

Karya : Neymore 

Ungkap puja penuh pesona

Kepada Nabi makhluk termulia

Terlukis elok wajahnya

Tak terhitung kewibawaannya…

Hidungnya mancung laksana huruf alif

Mulutnya bundar laksana huruf mim

Alisnya lengkung laksana huruf nun

Maa ajmalahu…


Rindu

Api rindu membakar jiwa

Hilang rasa resah nestapa

Saat hati dilanda kerinduan

Atas Nabi rasul pilihan

Panutan sepanjang zaman…


Gemuruh malaikat ucapkan suara

Kepada Habibullah Muhammad Al-Musthafa…

Di detik-detik kelahirannya

Bintang redup kembali terang

Bintang hilang kembali datang

Menyambut kedatangannya

Habibullah Muhammad Al-Musthafa… 


Kulirik rembulan Nampak terang

Saat namamu tersenandungkan

Ya Rasulullah…


Engkaulah insan yang tuhan kirimkan

Untuk menjadi panutan

Bagi hambanNya yang beriman

Agar tak menuju kesesatan

Engkaulah rembulan yang bersinar begitu terang

Saat malam butuh dekapan dan-

Engkaulah cahaya penerangan

Saat ummatmu terseret kegelapan

Yaa Rasulullah…


Meneteslah air mata ini

Teringat perjuanganmu

Menegakkan agama

Membela islam

Namun, saat ini

Darah tak dapat tertumpahkan lagi

Dan, pedang tak dapat terhunuskan kembali

Hanya, air mata yang menjadi saksi 

Kerinduan terhadapmu ini.

  

15 September 2023

Hitam dan Putih

Karya : Alifia Aszahrah 

Parang yang menusuk tajam 
Menusuk penghianatan anak bangsa 
Tangismu akan menjadi kutukan 
Bagi mereka yang menjajah Pahlawan 

Cinta yang rela aku korbankan 
Keluarga yang selalu kau tinggalkan 

Hitam 
Jejak kakimu yang menjadi sejarah 

Putih 
Do'a yang selalu menyertai langkahmu 

Disetiap langkah yang tak akan goyah 
Hanya karena setetes darah

14 September 2023

Inikah Takdirku

Oleh : Mutik Syukri*

Ini adalah kisah seorang gadis perindu, namanya Natali, dia merupakan sosok yang di penuhi oleh senyuman yang tak pernah pudar dalam hidupnya. Begitupun kebahagiaan selalu menyertai Natali di setiap langkahnya.

Pada hari-hari biasanya, Natali pergi ke sekolah, dia berangkat dengan diantar oleh seseorang yang amat dicintainya yang tak lain adalah Radit, dia adalah kekasih Natali. Keduanya telah lama menjalin asmara dan di tahun ini merupakan tahun ke empat mereka menjalin ikatan yang mereka menyebutnya “Jalan Menuju Kebahagiaan”, kasih sayang yang diberikan Natali kepada Radit tak pernah terhenti, begitupun sebaliknya, Radit pun tak pernah menoleh ke cewek lain yang lebih mempesona dari Natali. Ikatan cinta keduanya telah sering diterpa cobaan, namun dengan keyakinan dan komitmen keduanya tetap menjalin hubunganbukan hanya itu bahkan keduanya semakin harmonis dan romantis walau dihujam beribu-ribu masalah.

Pada suatu ketika natali bertanya kepada radit,

“Sampai kapan engkau akan berada di sampingku?”, 

Aku akan pergi jika si bisu berkata kepada si tuli bahwa si buta melihat si lumpuh berjalan” ucap Radit seraya tersenyum. 

Setelah mendengar jawaban dari Radit lalu wajah Natali dipenuhi oleh raut harapan dan kesenangan.

***

Suatu hari setelah pulang sekolah, tidak seperti biasanya ayah Natali menjemputnya, Natali pun kaget melihat ayahnya datang. Karena, ayah Natali biasanya masih ada di kantor saat ia pulang sekolah.

“Ayo cepat masuk ke dalam mobil” ujar ayah Natali,

Baik yah, aku akan segera masuk” jawab Natali sambil berjalan ke mobil, “Nak setelah sampai di rumah kamu harus ganti baju dengan pakaian yang rapi” kata ayah Natali sambil menyetir mobil,

“Emang ada apa yah, kok aku harus berpakaian yang rapi” tanya Natali, “Sudahlah kita lihat saja nanti, karena ini adalah kejutan” jawab ayah Natali sembari tersenyum.

Setelah sesampainya di rumah, Natali pun langsung berganti pakaian dan ia menemui ayahnya yang sedang berada di ruang tamu. Natali kembali bertanya kepada ayahnya,

Emang ini ada apa sih kok aku harus berpakaian rapi begini?” tanya Natali dengan wajah penasaran, namun ayah Natali pun cuma terdiam sembari tersenyum.

Tak lama setelah itu tiba-tiba datang dua orang laki-laki dan ternyata dia adalah teman kerja ayah Natali beserta putranya, karena merasa gak enak, akhirnya Natali pergi dari ruang tamu dan pergi ke kamarnya.

Setelah kedua tamu ayahnya pulang, akhirnya ayah Natali pergi menemuinya.

“Nat, ayah masuk ya?” tanya ayah natali,

“Silahkan yah” jawab Natali yang sedang berada di dalam kamarnya, “Tumben ayah menemuiku bukannya tadi ayah sedang ada tamunya?” tanya Natali dengan nada yang sedikit keras,

“Owh soal itu, tamu ayah sudah pulang tadi dan ayah ingin memberitahukan sesuatu kepada kamu” jawab ayahnya sembari tersenyum,

“Tentang apa yah?” tanya Natali dengan wajah penasaran,

Kamu itu ayah jodohkan dengan putranya teman ayah” jawab ayah Natali, Setelah mendengar jawaban ayahnya, secara tak sengaja air mata pun berlinang membasahi raut wajah Natali. Ayahnya merasa bingung

“Kenapa kamu nangis Nat?, bukannya ini hal yang bagus?” tanya ayah Natali,

“Gimana sih, bukannya ayah sudah tau kalau aku itu sudah punya radit yang sangat menyayangiku” jawab natali sambil menangis,

“Sudahlah, turuti saja kata ayah, karena ini juga keinginan ibumu” tutur ayah Natali sambil berjalan keluar kamar.

Setelah itu, Natali langsung menelfon Radit,

Halo, Dit kamu ada di mana sekarang?“ tanya Natali,

“Aku sekarang lagi ada di rumah, emang ada apa kok tumben kamu menelvonku jam segini?” jawab Radit berbalik tanya dengan heran,

“Aku ingin memberi tahu sesuatu Dit”  jawab Natali sambil di guyur air mata, “Kenapa kamu nangis Nat?” tanya Radit dengan begitu herannya,

“Dit, ayahku telah menjodohkanku dengan anak teman sekantornya” jawab Natali dengan di penuhi kekecewaan,

“Apa? kamu serius Nat, tolong jangan bercanda ?” tanya radit dengan wajah serius

“Beneran Dit, ayahku yang menjodohkanku, bukan hanya itu bahkan ayahku tidak menghiraukan keberadaanmu” jawab Natali,

“Ya, kalau begitu apa boleh buat lagi pula itu sudah perintah orang tuamukan, jadi turutilah” ujar radit dengan tegarnya,

”Terus hubungan kita  bagaimana? apa akan berakhir dengan tragis?” tanya Natali dengan nada yang lemah,

”Ya, anggap saja kita gak pernah kenal dan gak pernah menjalin hubungan apa-apa” jawab Radit dengan begitu tenangnya

“Kok kamu gitu sih Dit, bukannya kamu sudah berjanji padaku kalau kamu akan selalu bersamaku sampai kapanpun?” tanya Natali dengan begitu herannya,

“Aku melakukan hal ini, karena aku ingin kamu bisa moveon dariku dan bisa fokus sama jodoh pilihan ayahmu, lagi pula ridho ilahi berada pada ridho orang tuamu dan untuk apa menjalin ikatan jika tidak mendapat restu dari orang tuamu” jawab Radit.

Setelah Natali mendengar kata-kata dari Radit, ia pun terdiam seketika, nampaknya bagi Natali ini adalah akhir dari perjalanan kisah cintanya dengan Radit yang telah lama mereka jalani. Karena Radit sudah gak sanggup lagi mendengar rintihan air mata Natali, akhirnya Radit pun menutup telfonnya dan meninggalkan Natali sendirian, kini kesunyian mulai mendekam kebahagiaan Natali.

***

Pada keesokan harinya, Natali pergi untuk menemui Radit di rumahnya “Permisi” ujar Natali sembari mengetuk pintu rumah Radit,

Berselang kemudian, akhirnya ada yang membukan pintu rumah Radit dan ternyata itu adalah mamanya Radit,

Oh ternyata pacarnya Radit, maaf ya lama menunggu soalnya tante lagi sibuk” ujar mamanya Radit

“Apa Raditnya ada tante?” tanya natali,

“Raditnya baru aja keluar barusan” jawab mamanya Radit sembari tersenyum

Oh, ya udah kalau begitu Natali pamit pulang dulu ya tante” pamit Natali dengan nada lembut

Enggak mau nunggu Raditnya pulang dulu?“ tanya mamanya radit,

Tidak usah tante” jawab Natali. Akhirnya Natali pulang dengan rasa  kecewa yang menyelimuti dirinya.

Tak lama berselang, akhirnya Radit pun pulang dan dia langsung menemui mamanya yang sedang menonton televisi di ruang tamu,

“Aku pulang”  ujar Radit dengan begitu lantangnya,

“Kamu dari mana saja sih Dit?” tanya mamanya

“Biasalah mam, baru datang jalan-jalan mumpung hari ini libur” jawab Radit, “Tadi ada pacarmu kesini dan dia nyari kamu” ucap mama Radit

“Maaf ya mam sebelumnya, jangan sebut lagi soal itu karena mulai sekarang Natali sudah bukan pacarnya Radit “ jawab Radit dengan serius, setelah mendengar kenyataan itu tiba-tiba mamanya bangkit dari tempat duduknya,

“Emang ada masalah apa Dit, kok kamu bisa putus dengan Natali?” tanya mama Radit dengan sedikit emosi,

“Sabar dulu dong mam, aku punya alasan kuat kenapa aku putusin Natali” jawab Radit dengan tergesa-gesa

“Emangnya alasan apa yang bisa membuatmu mutusin Natali begitu saja?” tanya mamanya dengan serius,

“Natali telah di jodohkan oleh ayahnya dengan orang lain mam” jawab Radit dengan rasa kecewa,

“Mama paham dengan apa yang kamu rasakan saat ini, dan mama rasa itu adalah keputusan yang terbaik untuk masa depan kalian” ujar mama Radit sembari tersenyum, Radit pun tersenyum juga seakan dirinya sejalan dengan mamanya. Agar Radit bisa benar-benar bisa melupakan Natali, ia pun pindah sekolah ke tempat yang jauh agar Natali tidak bisa menemukannya, meskipun merasa asing di sekolah barunya, namun Radit merasa cukup bahagia walau dia tidak bertemu lagi dengan Natali.

***

Tiga tahun telah berlalu, semenjak Radit memilih memutuskan natali dan menghilang dari sudut pandangan Natali, akhirnya Radit bertemu dengan sosok yang hampir sama dengan wajah Natali yang selalu dipenuhi dengan kebahagiaan dan senyuman. Benih luka-luka lama kian bersemayam dan iapun mulai di hantui remang-remang kerinduan kepada Natali. Radit biasa memanggilnya Silvia, ia adalah teman kuliah Radit, mereka telah lama berteman semenjak pertama kali masuk kuliah, namun ternyata silvia secara diam-diam menaruh rasa dan harapan kepada Radit.

Tibalah pada suatu hari, Radit dan Silvia pergi bersama untuk jalan-jalan ke alun-alun kota, keduanya sangat larut dalam kebahagiaan, lalu mereka pun mampir di sebuah warung kopi dan disitulah awal kisah cinta barunya dimulai, semua yang selama ini mereka rasakan,

“aku ingin mengutarakan isi hatiku selama ini kepada dirimu Silvia, jadi aku mohon tolong dengarkan ya, aku mohon“  ujar Radit dengan sedikit gugup,

Namun Silvia hanya bisa terdiam, lalu suasana itupun seketika berubah mendebarkan, karena Silvia juga menaruh rasa yang sama kepada Radit, namun silvia enggan mengutarakannya,

“Dari dulu sebenanya aku memang sudah memendam rasa terhadapmu“  ucap Radit dengan begitu serius,

“Sebenarnya aku juga memiliki rasa yang sama kepadamu dit, namun aku malu mengutarakannya kepadamu“ ucap Silvia dengan wajah yang sedikit memerah

“Namun aku tidak akan memintamu untuk menjadi pacarku melainkan sebagai calon istriku”  sambung Radit dengan begitu tulusnya,

”Aku jadi malu nih” kata silvia dengan tersipu,

“Besok aku akan mengajak orang tuaku ke rumahmu, dan aku akan mempersunting dirimu” ujar Radit dengan romantis,

“Jadi kamu serius dit, kirain cuman bercanda doang” ujar silvia,

“Enggak aku serius kali ini” kata Radit, Silvia cuma bisa diam sembari tersenyum,

“Terkadang kita harus menoleh kebelakang demi menata masa depan walaupun masih ada kenangan yang menyakitkan” ujar Radit,

Setelah mendengar ucapan radit tadi, silvia pun bangkit dari kesunyiannya seraya berkata

“Baik…! aku ataupun dirimu bebas memilih, namun kita tidak bisa lepas dari konsekuensi pilihan kita sendiri” imbuh Silvia,

‘’Namun kali ini pilihanku tetap meminangmu” ujar Radit dengan wajah yang begitu polosnya,

Mendengar kata-kata Radit tadi, tampak wajah Silvia sedang di hiasi api cinta. Keesokan harinya, Radit bersama orang tuanya pergi ke rumah Silvia untuk membuktikan kepada Silvia bahwa apa yang ia katakan adalah benar, dan lantas saja orang tua Silvia merestui hubungan mereka berdua.

***

Dua tahun telah berlalu, Radit dan Natali sudah menikah dengan pasangannya masing-masing, pada suatu hari secara tidak sengaja Radit bertemu dengan Natali pada acara festival kota, setelah sekian lama mereka berpisah akhirnya mereka bertemu kembali tanpa basa-basi Radit menyapanya

“Hai Nat, apa itu kamu?” tanya Radit

“Eh kamu Dit, iya ini aku” jawab Natali

“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya radit

“Aku lagi jalan-jalan nih Dit” jawab Natali

“Owh gitu ya Nat” respon Radit

“Terus kenapa kamu sendiri ada di sini?” tanya Natali

“Kebetulan tahun ini aku yang jadi ketua panitianya“ jawab Radit

“Owh iya Dit apa kamu masih ingat kisah antara kita dengan festival kota?” tanya Natali

“Tentu saja aku masih ingat, mana mungkin aku akan melupakannya begitu saja” jawab Radit seraya tersenyum

“Namun tampaknya, kini tinggal kenangan manis yang masih terukir” ujar Natali sembari menampakkan kesedihannya, namun Raditpun hanya terdiam seraya tersenyum, tampaknya antara Natali ataupun Radit sama-sama menyadari bahwa apa yang telah mereka lalui selama ini merupakan sekenario tuhan yang maha adil.


*Abdi Dhalem