Oleh : Mutik Syukri*Ini adalah
kisah seorang gadis perindu, namanya Natali, dia
merupakan sosok yang di penuhi oleh senyuman yang tak pernah pudar dalam
hidupnya. Begitupun kebahagiaan selalu menyertai Natali di setiap langkahnya.
Pada
hari-hari biasanya, Natali
pergi ke sekolah, dia berangkat dengan diantar oleh seseorang yang amat dicintainya
yang tak lain adalah Radit, dia adalah kekasih Natali. Keduanya telah lama
menjalin asmara dan di tahun ini merupakan tahun ke empat mereka menjalin
ikatan yang mereka menyebutnya “Jalan Menuju Kebahagiaan”, kasih sayang
yang diberikan Natali kepada Radit tak pernah terhenti, begitupun sebaliknya, Radit
pun tak pernah menoleh ke cewek lain yang lebih mempesona dari Natali. Ikatan
cinta keduanya telah sering diterpa cobaan, namun dengan keyakinan dan
komitmen keduanya tetap menjalin hubungan, bukan hanya itu bahkan keduanya
semakin harmonis dan romantis walau dihujam beribu-ribu masalah.
Pada suatu ketika natali bertanya kepada radit,
“Sampai
kapan engkau akan berada di sampingku?”,
“Aku akan
pergi jika si bisu berkata kepada si tuli bahwa si buta melihat si lumpuh
berjalan” ucap Radit
seraya tersenyum.
Setelah
mendengar jawaban dari Radit lalu wajah
Natali
dipenuhi oleh raut harapan dan kesenangan.
***
Suatu hari setelah pulang sekolah, tidak
seperti biasanya ayah Natali
menjemputnya, Natali pun
kaget melihat ayahnya datang. Karena, ayah Natali biasanya masih ada di
kantor saat ia pulang
sekolah.
“Ayo cepat masuk ke dalam mobil”
ujar ayah Natali,
“Baik yah, aku akan segera masuk”
jawab Natali
sambil berjalan ke mobil, “Nak setelah sampai di rumah kamu harus ganti
baju dengan pakaian yang rapi” kata ayah Natali sambil menyetir mobil,
“Emang ada apa yah, kok aku harus
berpakaian yang rapi” tanya Natali, “Sudahlah kita lihat saja nanti, karena ini
adalah kejutan” jawab ayah Natali sembari tersenyum.
Setelah
sesampainya di rumah, Natali pun
langsung berganti pakaian dan ia menemui ayahnya yang sedang berada di ruang
tamu. Natali kembali bertanya kepada ayahnya,
“Emang ini
ada apa sih kok aku harus berpakaian rapi begini?” tanya Natali
dengan wajah penasaran, namun
ayah Natali pun
cuma terdiam sembari tersenyum.
Tak lama
setelah itu tiba-tiba
datang dua orang laki-laki dan ternyata dia adalah
teman kerja ayah Natali
beserta putranya, karena merasa gak enak, akhirnya Natali
pergi dari ruang tamu dan pergi ke kamarnya.
Setelah
kedua tamu ayahnya pulang, akhirnya ayah Natali pergi menemuinya.
“Nat, ayah
masuk ya?” tanya ayah natali,
“Silahkan
yah” jawab Natali yang sedang berada di dalam kamarnya, “Tumben ayah menemuiku
bukannya tadi ayah sedang ada tamunya?” tanya Natali dengan nada yang sedikit
keras,
“Owh soal
itu, tamu ayah sudah pulang tadi dan ayah ingin memberitahukan sesuatu kepada
kamu” jawab ayahnya sembari tersenyum,
“Tentang
apa yah?” tanya Natali dengan wajah penasaran,
“Kamu itu
ayah jodohkan dengan putranya teman ayah” jawab ayah Natali, Setelah
mendengar jawaban ayahnya, secara tak sengaja air mata
pun berlinang membasahi raut wajah Natali. Ayahnya merasa bingung
“Kenapa kamu
nangis Nat?, bukannya ini hal yang bagus?” tanya ayah Natali,
“Gimana
sih, bukannya ayah sudah tau kalau aku itu sudah punya radit yang sangat
menyayangiku” jawab natali sambil menangis,
“Sudahlah,
turuti saja kata ayah, karena ini juga keinginan ibumu” tutur ayah Natali
sambil berjalan keluar kamar.
Setelah
itu, Natali langsung menelfon Radit,
“Halo, Dit kamu
ada di mana sekarang?“ tanya Natali,
“Aku
sekarang lagi ada di rumah, emang ada apa kok tumben kamu menelvonku jam segini?”
jawab Radit berbalik tanya dengan heran,
“Aku ingin
memberi tahu sesuatu Dit” jawab Natali sambil di guyur air mata, “Kenapa
kamu nangis Nat?” tanya Radit dengan begitu herannya,
“Dit,
ayahku telah menjodohkanku dengan anak teman sekantornya” jawab Natali
dengan di penuhi kekecewaan,
“Apa? kamu
serius Nat, tolong jangan bercanda ?” tanya radit dengan wajah serius
“Beneran Dit,
ayahku yang menjodohkanku, bukan hanya itu bahkan ayahku tidak menghiraukan
keberadaanmu” jawab Natali,
“Ya, kalau
begitu apa boleh buat lagi pula itu sudah perintah orang tuamukan, jadi
turutilah” ujar radit dengan tegarnya,
”Terus
hubungan kita bagaimana? apa akan berakhir dengan tragis?” tanya Natali
dengan nada yang lemah,
”Ya,
anggap saja kita gak pernah kenal dan gak pernah menjalin hubungan apa-apa”
jawab Radit dengan begitu tenangnya
“Kok kamu gitu
sih Dit, bukannya kamu sudah berjanji padaku kalau kamu akan selalu bersamaku
sampai kapanpun?” tanya Natali dengan begitu herannya,
“Aku melakukan
hal ini, karena aku ingin kamu bisa moveon dariku dan bisa fokus sama jodoh
pilihan ayahmu, lagi pula ridho ilahi berada pada ridho orang tuamu dan untuk
apa menjalin ikatan jika tidak mendapat restu dari orang tuamu” jawab Radit.
Setelah Natali mendengar
kata-kata dari Radit, ia pun terdiam
seketika, nampaknya bagi Natali ini adalah akhir dari
perjalanan kisah cintanya
dengan Radit yang
telah lama mereka jalani. Karena Radit sudah gak sanggup lagi
mendengar rintihan air mata Natali, akhirnya Radit pun
menutup telfonnya dan
meninggalkan Natali
sendirian, kini kesunyian mulai mendekam kebahagiaan Natali.
***
Pada
keesokan harinya, Natali pergi untuk menemui Radit di rumahnya “Permisi”
ujar Natali sembari mengetuk pintu rumah Radit,
Berselang kemudian,
akhirnya ada yang membukan pintu rumah Radit dan ternyata itu adalah mamanya Radit,
“Oh ternyata
pacarnya Radit, maaf
ya lama
menunggu soalnya tante lagi sibuk” ujar mamanya Radit
“Apa Raditnya
ada tante?” tanya natali,
“Raditnya
baru aja keluar barusan” jawab mamanya Radit sembari tersenyum
“Oh, ya udah
kalau begitu Natali
pamit pulang dulu ya tante” pamit Natali dengan nada lembut
“Enggak mau nunggu Raditnya pulang dulu?“ tanya
mamanya radit,
“Tidak usah
tante” jawab Natali.
Akhirnya Natali pulang
dengan rasa kecewa yang menyelimuti dirinya.
Tak lama
berselang, akhirnya Radit pun pulang dan dia langsung menemui mamanya yang
sedang menonton televisi di ruang tamu,
“Aku
pulang” ujar Radit dengan begitu lantangnya,
“Kamu dari
mana saja sih Dit?” tanya mamanya
“Biasalah
mam, baru datang jalan-jalan mumpung hari ini libur” jawab Radit, “Tadi ada pacarmu
kesini dan dia nyari kamu” ucap mama Radit
“Maaf ya
mam sebelumnya, jangan sebut lagi soal itu karena mulai sekarang Natali sudah
bukan pacarnya Radit “ jawab Radit dengan serius, setelah mendengar kenyataan
itu tiba-tiba mamanya bangkit dari tempat duduknya,
“Emang ada
masalah apa Dit, kok kamu
bisa putus dengan Natali?” tanya mama Radit dengan sedikit emosi,
“Sabar dulu
dong mam, aku punya alasan kuat kenapa aku putusin Natali” jawab Radit dengan
tergesa-gesa
“Emangnya
alasan apa yang bisa membuatmu mutusin Natali begitu saja?” tanya mamanya
dengan serius,
“Natali
telah di jodohkan oleh ayahnya dengan orang lain mam” jawab Radit dengan rasa
kecewa,
“Mama
paham dengan apa yang kamu rasakan saat ini, dan mama rasa itu adalah keputusan
yang terbaik untuk masa depan kalian” ujar mama Radit sembari tersenyum, Radit pun
tersenyum juga seakan dirinya sejalan dengan mamanya. Agar Radit bisa
benar-benar bisa melupakan Natali, ia pun pindah sekolah ke tempat yang
jauh agar Natali tidak bisa menemukannya, meskipun merasa asing di sekolah
barunya, namun Radit merasa cukup bahagia walau dia tidak bertemu lagi
dengan Natali.
***
Tiga tahun
telah berlalu, semenjak Radit memilih memutuskan natali dan menghilang dari
sudut pandangan Natali, akhirnya Radit bertemu dengan sosok yang hampir sama
dengan wajah Natali yang selalu dipenuhi dengan kebahagiaan dan
senyuman. Benih
luka-luka lama kian bersemayam dan iapun mulai di hantui
remang-remang kerinduan
kepada Natali. Radit biasa
memanggilnya Silvia, ia adalah teman
kuliah Radit,
mereka telah lama berteman semenjak pertama kali masuk kuliah, namun
ternyata silvia secara diam-diam menaruh rasa dan harapan kepada Radit.
Tibalah pada suatu hari, Radit dan Silvia pergi
bersama untuk jalan-jalan ke alun-alun kota, keduanya sangat larut dalam
kebahagiaan, lalu mereka pun mampir di sebuah warung kopi dan disitulah awal kisah
cinta barunya dimulai, semua yang selama ini mereka rasakan,
“aku ingin mengutarakan isi hatiku selama ini kepada
dirimu Silvia, jadi aku mohon tolong dengarkan ya, aku mohon“ ujar Radit
dengan sedikit gugup,
Namun Silvia hanya bisa terdiam, lalu suasana itupun
seketika berubah mendebarkan, karena Silvia juga menaruh rasa yang sama kepada
Radit, namun silvia enggan mengutarakannya,
“Dari dulu sebenanya aku memang sudah memendam rasa
terhadapmu“ ucap Radit dengan begitu serius,
“Sebenarnya aku juga memiliki rasa yang sama kepadamu
dit, namun aku malu mengutarakannya kepadamu“ ucap Silvia dengan wajah yang sedikit
memerah
“Namun aku tidak akan memintamu untuk menjadi pacarku
melainkan sebagai calon istriku” sambung
Radit dengan begitu tulusnya,
”Aku jadi malu nih” kata silvia dengan tersipu,
“Besok aku akan mengajak orang tuaku ke rumahmu, dan
aku akan mempersunting dirimu” ujar Radit
dengan romantis,
“Jadi kamu
serius dit, kirain cuman bercanda doang” ujar silvia,
“Enggak
aku serius kali ini” kata Radit, Silvia cuma bisa diam sembari tersenyum,
“Terkadang
kita harus menoleh kebelakang demi menata masa depan walaupun masih ada kenangan
yang menyakitkan” ujar Radit,
Setelah
mendengar ucapan radit tadi, silvia pun bangkit dari kesunyiannya seraya
berkata
“Baik…!
aku ataupun dirimu bebas memilih, namun kita tidak bisa lepas dari konsekuensi
pilihan kita sendiri” imbuh Silvia,
‘’Namun kali
ini pilihanku tetap meminangmu”
ujar Radit
dengan wajah yang begitu polosnya,
Mendengar kata-kata Radit tadi,
tampak
wajah Silvia sedang di hiasi api cinta.
Keesokan harinya, Radit bersama orang tuanya pergi ke rumah Silvia untuk
membuktikan kepada Silvia bahwa apa yang ia katakan adalah benar, dan lantas saja orang tua Silvia
merestui hubungan mereka berdua.
***
Dua tahun
telah berlalu, Radit dan Natali sudah menikah dengan pasangannya masing-masing,
pada suatu hari secara tidak sengaja Radit bertemu dengan Natali pada acara
festival kota, setelah sekian lama mereka berpisah akhirnya mereka bertemu
kembali tanpa basa-basi Radit
menyapanya
“Hai Nat, apa
itu kamu?” tanya Radit
“Eh kamu Dit,
iya ini aku” jawab Natali
“Kenapa
kamu bisa ada di sini?” tanya radit
“Aku lagi
jalan-jalan nih Dit” jawab Natali
“Owh gitu
ya Nat” respon Radit
“Terus kenapa
kamu sendiri ada di sini?” tanya Natali
“Kebetulan
tahun ini aku yang jadi ketua panitianya“ jawab Radit
“Owh iya Dit
apa kamu masih ingat kisah antara kita dengan festival kota?” tanya Natali
“Tentu saja
aku masih ingat, mana mungkin aku akan melupakannya begitu saja” jawab Radit
seraya tersenyum
“Namun
tampaknya, kini tinggal kenangan manis yang masih terukir” ujar Natali sembari menampakkan
kesedihannya, namun Raditpun hanya terdiam seraya tersenyum,
tampaknya antara Natali ataupun Radit sama-sama menyadari bahwa apa yang
telah mereka lalui selama ini merupakan sekenario tuhan yang maha adil.
*Abdi Dhalem